[+Download] Surat Keterangan Belum/Tidak Bekerja dari Desa
Surat Keterangan Belum/Tidak Bekerja dari Desa adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa untuk menerangkan bahwa seseorang yang bersangkutan benar-benar belum memiliki pekerjaan tetap dan tidak sedang terikat kontrak dengan instansi, perusahaan, maupun pihak manapun pada saat surat ini diterbitkan.

Surat ini sering menjadi syarat penting dalam berbagai urusan yang diminta oleh instansi pemerintah maupun swasta, seperti:
- Persyaratan administrasi registrasi calon mahasiswa baru
- Mengurus beasiswa atau bantuan sosial (bansos)
- Mendaftar pelatihan atau program kerja
- Melengkapi persyaratan rekrutmen CPNS atau PPPK
- Mengurus pemberkasan Taspen
- Melamar kerja di sektor formal maupun informal
- Mengajukan keringanan biaya pendidikan atau kesehatan
- Mengurus klaim asuransi pensiun atau klaim tunjangan anak yatim piatu di ASABRI
- Persyaratan khusus lainnya dari instansi tertentu
Sayangnya, banyak yang belum memahami bagaimana bentuk, struktur, dan redaksi yang benar dari surat ini sesuai aturan terbaru.
Ada pula keraguan soal siapa yang seharusnya menandatangani surat ini. Apakah harus Kepala Desa, Sekretaris Desa, atau bisa cukup Kaur/Kasi?
Suatu hari, seorang pemuda dari desa tetangga datang ke kantor desa tempat saya sering membantu urusan administrasi. Ia hendak mengikuti pelatihan kerja yang diadakan oleh dinas tenaga kerja provinsi. Syaratnya sederhana: KTP, KK, dan satu lembar surat keterangan belum bekerja dari Pemerintah Desa.
Tetapi karena tergesa-gesa, ia mengambil jalan pintas, surat itu diketik di tempat jasa pengetikan surat, ditandatangani oleh RT, dan distempel seadanya. Baginya, dokumen itu hanya formalitas kecil.
Namun, dalam dunia administrasi, apa yang dianggap kecil sering menjadi titik dari awal masalah yang lebih besar. Berkas itu ditolak. Alasannya jelas: tidak sah, bukan dari pejabat yang berwenang, dan tidak bernomor surat resmi.
Pemuda itu panik. Ia kembali ke desa, meminta surat yang sah. Sayangnya, saat itu Kepala Desa sedang berada di luar daerah. Satu-satunya pilihan adalah Sekretaris Desa. Tapi surat yang dibawa tak memuat redaksi a.n. Kepala Desa
. Sekdes ragu. Ia tahu, menandatangani tanpa dasar adalah pelanggaran administrasi.
Baru setelah saya bantu buatkan ulang surat dengan format yang benar, lengkap dengan nomor surat dan kode arsip, barulah bisa ditandatangani. Tapi saat itu, waktu sudah habis. Ia gagal mendaftar. Bukan karena tak mampu, tapi karena mengabaikan medan administrasi sebagai bagian dari perjuangan.
Dalam artikel ini, saya tidak hanya menyodorkan contoh kosong. Saya sajikan 3 template resmi dalam format Word dan PDF, yang bisa langsung dipakai oleh Perangkat Desa. Dan lebih dari itu, ini adalah alat bantu administrasi sederhana, disusun sesuai praktik administrasi desa yang sah, dengan memperhatikan struktur kewenangan dan kaidah tata naskah dinas.