Kisah Sukses Desa Wisata Tembi

Pada tahun 1994 seorang warga Australia yang bernama Warwick Pursen Larsen datang dan berkunjung ke Desa Tembi, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Begitu masuk Desa Tembi, Larsen langsung terpesona dengan suasana pedesaan Tembi yang adem ayem dan sangat nyaman ini.

Bagi orang asing ini, Desa Tembi ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah destinasi wisata. Namun kekaguman Larsen ini belum ditindaklanjuti oleh warga Tembi dan berhenti begitu saja.

Tahun 2007 para tokoh masyarakat berkumpul dan mambuat suatu grand design Desa Tembi untukkedepannya. Dari pertemuan ini kemudian muncul sebuah ide untuk menggalakkan pariwisata di Desa Tembi, kembali menindaklanjuti kekaguman Larsen. Potensi alam dan budaya Tembi cukup mendukung dan sangat layak untuk dipamerkan kewisatawan.

Ide ini kemudian didukung oleh beberapa fakta seperti letak Tembi yang strategis, tidak terlalu jauh dari jalan Raya Parangtiritis – Yogyakarta. Menurut data statistik Parangtritis dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara hingga 3 juta wisatawan per tahun. Tentu saja ini adalah potensi yang sangat besar dan bias dimanfaatkan untuk menjadikan Tembi sebagai sebuah wisata kedua setelah Parangtritis.

<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHdx3DQOoU6lAKuP01L663tocmaEKDummGBjGK_UfLnp3NtmaPD3EdJIIx8-nCgd1zUIciaILUZzrwRHLP2pLRFF8CvzH1UcFXQ9n2UmRd4ZBrxogaAG5ni1-cIgprxdfUI-RRyP5jHJY/s16000/keindahan-desa-wisata-tembi.JPG" alt="Keindahan Desa Wisata Tembi, Kisah Sukses Desa Wisata Tembi"/>
Gambar : Keindahan Desa Wisata Tembi [Kisah Sukses Desa Wisata Tembi]

Namun untuk mengembangkan Tembi menjadi sebuah destinasi wisata, diperlukan dukungan luas masyarakat tembi itu sendiri. Dawud Subroto sebagai Pengelola Desa Wisata Tembi, terus menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah di berbagai level, bahkan Bupati Bantul dan Gubernur DIY pun memberikan dukungan penuh. Pada setiap konsep rencana yang tidak berjalan mulus, Dawud selalu memprioritaskan untuk membicarakan hal ini dengan para tokoh masyarakat dan warga, mencari solusi bersama-sama.

Awalnya Desa Wisata Tembi hanya ditawarkan dari mulut ke mulut saja sehingga perkembangannya terlalu lambat. Tak banyak wisatawan yang datang ke Tembi, yaitu dengan melalui media internet. Dua website dibangun dan selalu di-update kontennya.

Berbagai paket menarik ditawarkan, mulai dari paket kesenian seperti membatik kain, membatik topeng kayu, membuat kerajinan, membuat tembikar, Tatah Sungging Wayang, mewarnai keramik hingga membuat dan melukis kipas.

Tak hanya itu, paket outbond khas Tembi pun juga tersedia, mulai dari Lomba Banyu Mili, Lomba Pegang Belut di Sawah, Lomba Pegang Bebek di Sawah, Lomba Bakiak atau Lari Teklek, Menyusuri Pematang Sawah, Buat Memedi atau Hantu-Hantuan Manuk, Lomba Gobak Sodor hingga Membajak Sawah dan Menanam Padi. Paket Naik Dokar juga menarik minat para wisatawan dan tak ketinggalan berbagai paket kuliner.

Semua-semua paket kreatif tersebut dipasarkan melalui kedua web tersebut. Hasilnya pun luar biasa “perlahan namun pasti Desa Tembi mulai didatangi wisatawan.

Pada tahun pertama di mulainya program desa wisata atau pada tahun 2010, Tembi menerima 1.240 wisatawan yang berkunjung. Tahun-tahun berikutnya jumlah wisatawan yang berkunjung pun terus meningkat.

Pada tahun 2011 tercatat ada 2.248 wisatawan dan sedikit naik di tahun berikut menjadi 2.469 wisatawan. Tren naik masih terus berlanjut, pada tahun 2013 tercatat 2.807 ”.

Wisatawan yang datang dan naik lagi ditahun 2014 menjadi 3.198 wisatawan. Kenaikan jumlah ini masih belum berhenti, pada tahun 2015 tercatat ada 3.594 wisatawan yang datang dan naik lagi secara drastis di tahun 2016 menjadi 7.050 wisatawan.

Jumlah wisatawan ini terus naik di tahun 2017 menjadi 7.919 wisatawan dan sangat dimungkinkan akan terus naik ditahun 2018 ini.

Dengan naiknya jumlah para wisatawan yang berkunjung di Tembi, sudah pasti menaikkan omzet pendapatan pengelolaan pariwisata di Tembi. Tren naik setiap tahun juga terjadi di sini. Pada 2010 ketika dimulainya program desa wisata tercatat omzet pengelolaan mencapai lebih dari Rp.150 juta dan naik secara signifikan di tahun berikutnya, menjadi lebih dari Rp. 272 juta.

Tahun 2012 kembali terjadi kenaikan omzet menjadi lebih dari Rp. 299 juta dan tahun2013 naik lagi menjadi lebih dari Rp. 341 juta. Tahun 2014 omzet mencapai lebih dari Rp. 388 juta dan tahun 2015 mencapai lebih dari Rp. 435 juta. Terjadi kenaikan secara drastis di tahun 2016, hampir dua kali lipat dari omzet tahun sebelumnya yaitu lebih dari Rp. 865 juta dan kemudian naik sedikit di tahun 2017 menjadi sekitar Rp. 971 juta.

[next]
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBHgxwRzigcJwBDQ_lA6GA8B3s-7THFQrPgmPKNLzk7X3EADXRGJ69sAhzZBb4VAuqXtyTAm-qnNuFUXKqy_MzJ7NTVPaIQlRbNkabHuuLXYBS0B5dGwsyKF4-sXrkD_nIri6H4Y-g9Ek/s16000/Kisah-Sukses-Desa-Wisata-Tembi.JPG" alt="Kisah Sukses Desa Wisata Tembi"/>
Gambar : The Rotal Heritage Tembi Village - Kisah Sukses Desa Wisata Tembi

Kesuksesan ini sangat mempengaruhi tingkat pendapatan ekonomi warga Tembi. Sebagai perbandingan, jika disaat awal warga Tembi selalu siap sedia menerima wisatawan, sekarang di saat musim liburan panjang Desa Wisata Tembi terpaksa harus menolak wisatawan karena kapasitas yang terbatas.

Kegiatan edukasi maupun outbond pun juga luarbiasa sibuknya, seminggu bisa melayani minimal dua rombongan. Melimpahnya jumlah wisatawan yang datang membuka lapangan pekerjaan untuk warga Tembi.

Saat ini ada sekitar 30% warga Tembi yang bekerja di sektor pariwisata ini, di mulai dari karyawan pengelola desa wisata (43 orang), usaha homestay (114 KK), 7 warung makanan dan berbagai usaha lainnya. Tingkat urbanisasi pun berhasil di tekan, hanya ada 15% penduduk sejak tahun 2014 hingga sekarang.

Terima kasih telah membaca artikel di Web-Blog FORMAT ADMINISTRASI DESA yang berjudul: Kisah Sukses Desa Wisata Tembi. Konten tersebut mengulas tentang Kisah Sukses Desa Wisata Tembi - Contoh Desa Wisata yang sukses mengelola destinasi wisata.

Silahkan bagikan artikel ini ke media sosial kamu, jika memang dirasa dapat memberi manfaat kepada orang lain. Terima kasih!
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget