Kisah Sukses Desa Wisata Tamansari, Desa yang Jeli Memanfaatkan Jalur menuju Kawah Ijen

Desa yang jeli memanfaatkan jalur menuju Kawah Ijen. Desa itu adalah Desa Wisata Tamansari.

Kawah Ijen di Banyuwangi adalah salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia. Tak peduli akhir pekan atau pun hari biasa, Kawah Ijen selalu ramai.

Danau yang berwarna biru terlihat kontras dengan warna kuning tambang belerang, membuat kawasan Kawah Ijen terlihat mempesona di pagi hari. Ditambah dengan bersliwerannya penambang belerang, membuat pemandangan Kawah Ijen sangat cantik dan membuat decak kagum para wisatawan dari seluruh dunia. Kecantikan Kawah Ijen ini bahkan menjadi salah satu ikon wisata Indonesia di dunia internasional.

Tingginya tingkat kunjungan wisatawan ke Kawah Ijen ini ternyata tidak dapat dimanfaatkan oleh warga desa Tamansari untuk meningkatkan taraf perekonominya. Padahal desa Tamansari merupakan desa yang selalu dilewati oleh para wisatawan yang hilir mudik di sekitar mereka.

Melihat hal ini, Rizal Sahputra sebagai Kepala Desa Tamansari, sangat ingin memaksimalkan potensi wisata yang ada di desanya. Lelaki kelahiran 1984 ini kemudian berpikir keras, bagaimana caranya wisatawan yang ke Kawah Ijen tidak hanya numpang lewat, tapi juga bisa tinggal dan berkontribusi di desa Tamansari.

Sebenarnya desa Tamansari sendiri mempunyai beberapa potensi pariwisata selain Kawah Ijen yang sudah terkenal. Salah satunya adalah Sendang Seruni, sebuah wisata kolam air yang bersumber dari mata air pegunungan dan beberapa potensi lainnya.

Menyadari potensi wisata yang luar biasa ini, Rizal sebagai Kepala Desa Tamansari kemudian segera bergerak. Hal pertama yang dilakukan adalah membangun kebersamaan seluruh elemen pemerintahan desa untuk memaksimalkan kinerja sesuai dengan bagiannya masing-masing.

<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2HTxalhbaQb_N6G7GDRz77v9yyt53Ycj6QPjY9m-JBK6NMX9HFIz1u0fu4lbedf-1jdCKRUo0fnfeWQAo04F1TgHPTNDToufukuYqABbFcQWBbwo4YK3SmyTL1756wTUbNmh6q4D9jdQ/s16000/the-blue-fire-village-Tamansari-village.JPG" alt="The Blue Fire Village, Tamansari Tourism Village"/>
Gambar : The Blue Fire Village, Tamansari Tourism Village

Setelah itu, seluruh jajaran membangun kepercayaan masyarakat sekaligus meningkatkan pastisipasi warga untuk ikut serta membangun desa. Setelah itu dilakukan mapping semua potensi dan permasalahan yang ada. SDM kemudian ditingkatkan kualitasnya, diawali dari kader penggerak desa terlebih dahulu dan kemudian mereka menularkan ke warga lainnya, sehingga kualitas SDM pun meningkat secara keseluruhan. Mendirikan Badan Usaha Milik Desa dan membuat regulasi sebagai sandaran hukum serta memaksimalkan infrastruktur, mulai dari internet, akses jalan hingga air bersih.

Mengembangkan sebuah desa wisata seperti Tamansari ini bukanlah suatu perkerjaan mudah. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan yang ekstra untuk menyelesaikan kendala yang menghadang. Salah satu kendala adalah minimnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Desa Tamansari.

Untuk mengatasi hal itu, pemerintah desa kemudian melibatkan peran masyarakat secara aktif dalam pengembangan desa wisata ini, mulai dari awal perencanaan hingga pelaksanaannya. Kendala yang lain adalah pola pikir masyarakat yang ragu akan keberhasilan program ini.

Kendala ini kemudian teratasi dengan keberhasilan secara ekonomi dari beberapa warga yang menjadi Agen Tauladan sehingga warga yang lain pun terinspirasi mengikuti jejak. Dan akhirnya tingkat partisipasi masyarakat pun meningkat tajam.

Desa Tamansari menyediakan rumah singgah/Homestay untuk wisatawan beristirahat sebelum memulai pendakian ke Kawah Ijen sebelum pagi hari. Homestay tersebut tidak terlalu jauh dari Kawah Ijen, hanya butuh waktu 30 menit untuk mendaki. Wisatawan kini juga bisa menggunakan jasa transportasi mobil offroad untuk mengantarkannya ke Kawah Ijen dengan harga yang bersaing dan pelayanan yang ramah. Karena medan cukup sulit, hanya mobil offroad dengan supir yang terampil saja yang bisa mencapai Kawah Ijen.

Tak hanya itu, Pemerintah Desa Tamansari juga memberikan pelatihan kepada para penambang belerang yang mayoritas orang Tamansari ini. Selain bekerja sebagai penambang, mereka mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjadi pemandu wisata. Mereka dibekali kemampuan Bahasa lnggris dan mampu menjelaskan keindahan desanya dengan fasih.

Selain Kawah Ijen, Desa Tamansari mempunyai destinasi lain yang serius digarap oleh pemerintah dan masyarakat desa Tamansari. Mulai dari Sendang Seruni, Wisata Hutan Pinus, Kampung Bunga dan Kampung Penambang. Sensasi unik akan dirasakan wisatawan ketika tinggal di homestay milik para penambang di Kampung Penambang.

Di sinilah wisatawan bisa mengamati secara dekat bagaimana rasanya tinggal bersama keluarga penambang belerang. Homestay semacam ini sangat digemari oleh wisatawan mancanegara.

<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirl3qK4XefUy0q3O5PwfwGi9NdIIE_uAR8ZboRCuKZUsp7ztf0RmkTp8lIc7-xd7PPP1qNSvr0G_JsCZn54dtcYRqNkPfzuSOWUrTPqEvTn9haa-AD7MhJcecOWPVTtSf6M99KXIwFDVU/s16000/Kisah-Sukses-Desa-Wisata-Tamansari.JPG" alt="Kisah Sukses Desa Wisata Tamansari, Wisatawan sedang berkendara"/>
Gambar : Kisah Sukses Desa Wisata Tamansari

Tamansari juga menggarap wisata edukasi, mulai dari peternakan sapi perah, kebun kopi, peternakan lebah madu dan sebagainya. Potensi wisata budaya pun tak kalah menarik. Adu balap kambing adalah salah satu event tahun yang di tunggu. Kesenian Pencak Silat Tamansari terjaga keasliannya hingga beberapa generasi, dan juga beberapa kesenian lainnya.

Kerja keras Rizal bersama warga Tamansari untuk mengangkat semua potensi wisata ini ternyata sukses mendatangkan banyak wisatawa.

[next]

Pada tahun 2015 tercatat ada 12.700 wisatawan yang berkunjung. Jumlah ini naik drastis hingga lebih dari sepuluh kali lipat di tahun 2015, menjadi 172.328 wisatawan yang berkunjung, dan ada 162.032 wisatawan berkunjung di tahun 2017. Pendapatan pengelola desa wisata pun juga tercatat selalu naik setiap tahunnya.

Pada tahun 2015 pengelola menghasilkan pendapatan Iebih dad Rp 38 juta, dan di tahun berikutnya meningkat sangat signifikan.

Di tahun 2016 pengelola sudah menghasilkan pendapatan hingga lebih dari Rp. 661 juta, sekitar dua puluh kali lipat dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya. Penurunan jumlah wisatawan sedikit menurun di tahun 2017 namun pendapatan pengelola tetap mengalami kenaikan menjadi lebih dari Rp. 686 juta.

Besarnya jumlah wisatawan dan pendapatan di sektor pariwisata ini tentu saja membuka lapangan kerja bagi warga Desa Tamansari. Tercatat ada 10% warga yang bekerja pada sektor ini. Dan dengan kesejahteraan yang bagus, angka urbanisasi di Tamansari pun bisa ditekan yaitu hanya di angka 5% dari jumlah penduduk.

Dengan kuatnya kerjasama antara Pemerintah Desa dengan warganya, kini Desa Tamansari meraih banyak penghargaan. Tak hanya itu, kini Badan Usaha Milik Desa sudah berkembang memiliki 8 unit usaha yang memperkerjakan 28 orang karyawan, 25 UMKM dan 53 homestay. Tentu saja ini mengangkat tingkat kesejahteraan warga Desa Tamansari secara keseluruhan.

Terima kasih telah membaca artikel di Web-Blog FORMAT ADMINISTRASI DESA yang berjudul: Kisah Sukses Desa Wisata Tamansari, Desa yang Jeli Memanfaatkan Jalur menuju Kawah Ijen. Konten tersebut mengulas tentang Kisah Sukses Desa Wisata Tamansari, Desa yang Jeli Memanfaatkan Jalur menuju Kawah Ijen. Desa itu adalah Desa Wisata Tamansari.

Silahkan bagikan artikel ini ke media sosial kamu, jika memang dirasa dapat memberi manfaat kepada orang lain. Terima kasih!
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget